Skip to content
Home » Artikel » Apa saja yang dapat kita lakukan dalam 15 menit?

Apa saja yang dapat kita lakukan dalam 15 menit?

Dalam konteks Kota Bandung, 15 menit setara dengan perjalanan dari Kampus ITB Dago ke Jalan Riau menggunakan mobil. Apabila menggunakan sepeda motor, mungkin sudah mampu menjangkau hingga ke Laswi atau Jalan Asia-Afrika. Namun kalau digunakan untuk berjalan kaki? Kemungkinan kita hanya mampu mencapai Simpang Dago atau Jalan Cikapayang saja. Dalam konteks saat ini di kota-kota Indonesia, dalam waktu 15 menit sebagian besar dari kita belum dapat melakukan apa-apa selain berpindah dari tempat asal ke tujuan. 

Namun Carlos Moreno, seorang peneliti Perancis-Kolombia, berpikiran sebaliknya. Pandemi yang menghantam sebagian besar kota-kota global dengan cukup keras membuat ia berpikir bahwa perlu ada perombakan secara menyeluruh terhadap cara kita merancang dan merencanakan kota. Sejak 2016, ia memiliki ide mengenai sebuah pendekatan perencanaan dan perancangan kota yang mengedepankan aspek manusia dan pergerakannya pada konteks perkotaan. Konsep yang kemudian diberi nama “15-minute City”. 

Ia menyatakan bahwa masyarakat akan mampu memiliki kehidupan yang lebih baik dan sehat secara fisik maupun mental, apabila mereka mampu memenuhi enam fungsi sosial perkotaan dengan baik. Keenam fungsi ini adalah (1) bertempat tinggal, (2) bekerja, (3) belanja, (4) mengakses layanan kesehatan, (5) belajar/mengakses pendidikan, dan (6) berekreasi. Konsep kota 15 menit ini menempatkan bahwa dalam perencanaan dan perancangan kota, keenam fungsi sosial ini harus dapat diakses dalam radius perjalanan 15 menit oleh masyarakat perkotaan. Konsep ini memenangkan penghargaan Obel Award 2021 dan akan diadopsi oleh Paris secara bertahap untuk menjadikan kotanya sepenuhnya “15-minute City”.

Kalau kota 15 menit tersebut bisa diterapkan secara global di berbagai kota dunia, termasuk di Indonesia, bayangkan: apa saja yang akan kita lakukan dalam 15 menit? 

Eka Darma Kusuma
Eka Darma Kusuma

Lulus dari Institut Teknologi Bandung untuk gelar S1 dan S2-nya, Eka fokus pada topik Urban Walkability. Eka adalah seorang peneliti perkotaan yang fokus pada urbanisme dan perilaku urban.  Saat ini aktif sebagai Knowledge Worker di RuangWaktu.

Referensi:

Moreno, Carlos, Zaheer Allam, Didier Chabaud, Catherine Gall, and Florent Pratlong. 2021. “Introducing the “15-Minute City”: Sustainability, Resilience and Place Identity in Future Post-Pandemic Cities” Smart Cities 4, no. 1: 93-111. https://doi.org/10.3390/smartcities4010006

https://www.dezeen.com/2021/10/26/15-minute-city-carlos-moreno-obel-award/