Kota sebagai pusat ekonomi, budaya, dan pelayanan publik menjadi dihadapkan pada berbagai isu, mulai dari tata kelola pemerintahan, kesejahteraan sosial, hingga pengelolaan sumber daya lokal. Pemilihan wali kota pun menjadi perhatian penting, terutama di saat peran kota semakin krusial dalam mendukung kualitas hidup, keberlanjutan lingkungan, inklusif, dan responsif terhadap tantangan zaman. Dalam Pilkada 2024, kami merangkum sejumlah isu utama yang dibahas dalam debat calon wali kota di beberapa kota pilihan.
- Kota Pagar Alam
Dalam debat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pagar Alam, sejumlah isu penting mengenai tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik menjadi fokus perbincangan. Salah satu hal yang ditekankan adalah pentingnya latar belakang pendidikan yang sesuai bagi pegawai dinas. Saat ini, terdapat sejumlah pegawai yang ditempatkan di posisi yang tidak sesuai dengan kompetensi pendidikan mereka, seperti seorang guru yang ditempatkan di rumah sakit. Calon wali kota mengusulkan perlunya evaluasi penempatan pegawai agar setiap dinas diisi oleh tenaga ahli yang sesuai.
Di sektor pendidikan, calon pemimpin menyoroti pentingnya memberikan fasilitas bagi siswa, seperti bantuan pakaian sekolah, buku, dan peralatan belajar, untuk meningkatkan akses pendidikan yang lebih layak. Mereka juga menjelaskan bahwa seorang pemimpin idealnya berfungsi layaknya seorang manajer yang mampu mengelola tim dengan baik.
Di bidang kesehatan, penurunan status Rumah Sakit Besemah dari kelas C ke kelas D menjadi perhatian utama, khususnya karena kurangnya tenaga medis spesialis seperti dokter jiwa. Data pelayanan rumah sakit ini masih menjadi perdebatan, apakah sudah cukup mampu memberikan pelayanan yang memadai atau masih perlu perbaikan signifikan.
Sementara itu, dalam bidang ekonomi, kopi robusta yang menjadi andalan Pagar Alam masih diekspor dengan merek dagang pihak lain, bukan sebagai produk asli dari Pagar Alam. Calon wali kota mengusulkan pelatihan produksi kopi lokal, pemberdayaan kelompok pemuda, dan digitalisasi untuk membangun produk kopi asli Pagar Alam yang dapat bersaing di pasar global.
Bantuan alat berat gratis untuk para petani perkebunan juga menjadi salah satu program yang diusulkan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Di sisi lain, isu air bersih masih menjadi persoalan mendesak yang belum teratasi. Sebagai solusi, calon wali kota mengusulkan pemisahan antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang agar fokus pengelolaan air bersih lebih efektif dan cakupannya semakin merata di seluruh wilayah Pagar Alam.
2. Kota Malang
Dalam debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, para kandidat memaparkan program-program unggulan yang bertujuan untuk menjadikan Malang sebagai kota yang lebih maju dan inklusif. Salah satu gagasan yang diangkat adalah alokasi dana sebesar 50 juta rupiah per RT untuk mendukung kegiatan lingkungan, pemberian seragam sekolah gratis, serta program “Malang 1000 Event” untuk meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan dan memperkuat identitas Malang sebagai kota budaya. Penyelesaian masalah perkotaan seperti banjir dan kemacetan juga menjadi fokus, disertai peningkatan industri kreatif, mengingat kreativitas dianggap sebagai “mata uang” penting di masa kini dan mendatang.
Salah satu kandidat ingin mengembangkan Malang sebagai “City of Talent” dengan memfasilitasi bakat-bakat lokal serta membuka ruang dialog langsung antara warga dan wali kota. Dalam bidang pendidikan, para calon juga mengusulkan subsidi untuk sekolah swasta dan perencanaan profesi sejak dini, sambil belajar dari praktik zonasi sekolah di negara maju yang memiliki infrastruktur lebih memadai.
Pasangan calon ketiga mengusulkan optimalisasi retribusi dan insentif bagi investor, serta kemudahan perizinan guna mempercepat investasi di Malang. Mereka juga menekankan pentingnya membangun Malang yang inklusif melalui komunikasi multi-sektor dengan model penta helix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, dan media. MCC (Malang Creative Center) disebut sebagai potensi yang perlu dilanjutkan untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif di kota ini. Para kandidat juga sepakat mendorong pertumbuhan UMKM melalui koperasi dan peningkatan jumlah event sebagai daya tarik wisata yang mampu menggerakkan ekonomi lokal.
3. Kota Makassar
Debat pertama pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar 2024 mengangkat tema peningkatan kesejahteraan melalui pelayanan inklusi dalam bingkai NKRI. Fokus utama dalam debat ini adalah mengatasi ketimpangan infrastruktur antara wilayah daratan dan kepulauan, kesenjangan ekonomi, serta pemerataan akses pendidikan dan kesehatan. Isu keterbatasan APBD Makassar turut menjadi sorotan, mendorong calon pemimpin untuk menampilkan kreativitas dalam pengelolaan APBD guna memaksimalkan potensi fiskal daerah.
Untuk menghadapi perubahan iklim, sejumlah pasangan calon mengusulkan pembentukan kantong-kantong logistik sehingga masyarakat, utamanya yang bertempat di wilayah kepulauan Kota Makassar, tidak perlu mempertaruhkan nyawa dengan bergantung dengan bahan-bahan yang ada di wilayah daratan. Selain itu, penguatan komunitas lokal diusulkan untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Para calon juga menyampaikan program-program untuk meringankan beban ekonomi masyarakat, seperti pemberian seragam sekolah gratis. Program ini bertujuan untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Muatan lokal dalam pembelajaran formal perlu dikuatkan sebagai nilai budaya di kalangan generasi muda. Aspek inklusivitas bagi pejalan kaki juga disinggung dengan usulan peningkatan kualitas trotoar sebagai ruang yang adil dan dapat dinikmati semua lapisan masyarakat.
Menyikapi rendahnya daya beli masyarakat, sejumlah pasangan calon mengusulkan langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan dengan menurunkan biaya hidup, seperti menurunkan harga bahan pokok, memberi modal pada industri kreatif, serta membangun pusat-pusat ekonomi baru di pinggiran kota. Selain itu, pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia dipandang penting untuk menunjang kemampuan masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Di bidang pendidikan, para calon sepakat bahwa guru harus menjadi tulang punggung dalam membentuk karakter generasi muda. Mereka juga menyoroti masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dapat diminimalisasi melalui peningkatan kualitas SDM sehingga tidak ada pihak yang mendominasi sektor perdagangan dan jasa secara berlebihan.
Di sektor ketahanan pangan, pasangan calon menyadari bahwa Makassar belum mampu memenuhi kebutuhan pangan tahunan. Untuk itu, kerja sama antardaerah menjadi solusi yang diusulkan agar pemenuhan kebutuhan pangan bisa tercapai meskipun Makassar memiliki lahan pertanian dan hasil lautnya sendiri.
4. Kota Balikpapan
Debat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan 2024 menyoroti berbagai isu penting, mulai dari tata kelola pemerintahan hingga kesejahteraan masyarakat. Salah satu isu utama yang diangkat adalah komitmen para calon untuk memberantas korupsi, dengan memastikan bahwa pemimpin daerah tidak memiliki kepentingan pribadi dalam bisnis dan mempercepat proses pelayanan publik tanpa pungutan biaya yang tidak perlu. Untuk mewujudkan tata kelola yang transparan, para calon juga menekankan pentingnya keterbukaan data melalui sistem Satu Data yang akan mengandalkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi kerja.
Penerapan sistem merit menjadi bagian dari visi para calon dalam meningkatkan kualitas ASN di Balikpapan. Sistem ini bertujuan untuk memetakan talenta ASN secara jelas, sehingga jenjang karier dapat terlihat dan setiap ASN diperlakukan secara adil, terutama karena Balikpapan memiliki banyak pendatang baru. Integritas pun dianggap sebagai kunci, dengan penerapan sistem reward and punishment untuk menjaga kedisiplinan dan kinerja ASN.
Di sektor pendidikan, para calon menyadari bahwa insentif bagi guru di Balikpapan masih rendah dan belum mencukupi untuk kebutuhan hidup. Mereka mengusulkan peningkatan tunjangan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, baik di sekolah negeri maupun swasta, tanpa adanya dikotomi. Selain itu, mereka mengakui peran Universitas Balikpapan, yang menjadi salah satu kampus dengan insentif dosen terbesar di Kalimantan.
Kesejahteraan tenaga kesehatan juga menjadi perhatian, dengan usulan peningkatan insentif untuk mendukung upaya deteksi stunting dan penyakit lain terkait gizi. Pembekalan bagi calon pengantin diusulkan sebagai langkah preventif agar anak yang dilahirkan terhindar dari risiko stunting.
Di bidang layanan publik, perbaikan manajemen PDAM disoroti sebagai upaya penting untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Balikpapan. Kota ini juga memiliki peran strategis sebagai penjaga pintu ke IKN yang memerlukan ketahanan pangan dan dukungan perumahan yang layak untuk menyokong perkembangan IKN ke depan.
5. Kota Sorong
Debat pertama pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sorong 2024 menyoroti langkah-langkah untuk mewujudkan Sorong sebagai kota mandiri dengan infrastruktur dasar yang memadai. Para calon menekankan pentingnya menangani masalah-masalah mendasar seperti banjir, keamanan, dan pengelolaan sampah, agar kota ini menarik bagi para investor yang ingin berkontribusi pada pembangunan Sorong.
Masalah potensi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga dibahas secara serius. Para calon mengusulkan adanya pengawasan ketat, kontrol sosial dari masyarakat, dan transparansi dalam penggunaan anggaran sebagai langkah untuk meminimalisir kebocoran anggaran.
Para calon juga menyadari bahwa Sorong merupakan representasi “Indonesia mini” karena keberagaman suku yang ada di kota ini. Oleh karena itu, para kandidat berkomitmen untuk fokus pada kebhinnekaan tanpa menonjolkan satu suku tertentu demi menjaga harmonisasi antar kelompok etnis di Sorong.
Dalam bidang pendidikan, pasangan calon menekankan bahwa program sekolah gratis perlu disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah. Mereka menilai upaya penggratisan sekolah harus dilakukan bertahap dan perlahan, tetapi tetap berfokus pada pengurangan beban pendidikan agar tidak ada anak yang putus sekolah.
Kota-kota di atas merupakan contoh kecil dari banyaknya isu perkotaan yang seharusnya diangkat dan dijadikan prioritas pemimpin kota. Mengutip pernyataan Bapak Anies Baswedan, bahwa lawan debat adalah teman berpikir. Harapannya, melalui debat-debat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, masyarakat dapat terbuka wawasannya, kritis terhadap gagasannya, dan mengenal lebih dalam calon pemimpinnya.
Gunakan suaramu dengan bijak, tentukan pilihanmu sekarang untuk 5 tahun ke depan.