Skip to content
Home » Artikel » Mengajak Warga Kota Berjalan Kaki

Mengajak Warga Kota Berjalan Kaki

19149004_10155235014244961_5659615802577197728_n

Bayangkan seandainya jalan layang sepanjang Jalan Kasablanka, Jakarta, ditutup untuk semua jenis kendaraan tapi kemudian diubah menjadi jalan layang untuk pedestrian. Mungkin akan banyak warga yang protes karena menganggap kebijakan seperti itu menambah kemacetan. Tapi hal seperti itulah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul.

Akhir bulan Mei 2017 yang lalu Kota Seoul memiliki ikon baru yang bernama Seoullo 7017. Logonya dibuat sedemikian rupa sehingga dua huruf L dalam kata Seoullo itu mencerminkan dua kaki berjalan. Angka 70 adalah angka tahun di saat mana jembatan layang (untuk mobil) yang waktu itu dibangun untuk mengurangi kemacetan di persimpangan sekitar Seoul Station. Angka 17 adalah angka diresmikannya Jalan layang sepanjang 1024 meter itu menjadi jalan layang pedestrian sekaligus ruang terbuka publik yang menghibur dan mendidik.

Ribuan warga kota maupun turis setiap hari menyelusuri jalan layang pedestrian ini sambil menikmati berbagai hiburan yang sebagian juga bersifat mendidik warga.

Ini adalah inisiatif lanjutan pemerintah kota Seoul untuk mengajak warganya berjalan kaki, setelah sebelumnya sukses dengan Cheonggyecheon, sungai di mana dulunya juga terdapat jalan layang (untuk mobil) yang kemudian dihancurkan untuk membuat sungai ini sebagai ruang terbuka publik yang menghibur sekaligus mendidik plus menjadi obyek wisata yang menarik. Padahal warga kota Seoul sudah sangat terbiasa berjalan kaki karena menggunakan angkutan umum massal (subway) maupun bis dan alat transportasi umum lainnya.

Bagaimana dengan kota2 di Indonesia? Jalur pejalan kaki memang mulai mendapat perhatian pemerintah kota Surabaya, Bandung dan Jakarta serta beberapa kota lainnya. Di Bandung juga sudah ada Teras Cihampelas yang menurut saya sangat bagus. Namun sebagai orang yang senang blusukan di berbagai kota di Indonesia maupun di mana saja, saya berpendapat masih diperlukan upaya yang lebih besar (perhatian, sumberdaya, dana) untuk membuat kota2 kita lebih ramah bagi pejalan kaki.

Berjalan kaki adalah olahraga yang sehat dan murah sekaligus dapat meningkatkan kepekaan lingkungan dan sosial. Jika pemerintah kota ingin warganya banyak menggunakan angkutan umum massal agar kemacetan bisa berkurang, jangan lupa untuk membuat trotoar2 yang nyaman dan aman.

[Catatan tertinggal dari Seoul, Juni 2017]