Pertumbuhan penduduk perkotaan yang semakin tinggi dari waktu ke waktu membuat beberapa kawasan perkotaan mengalami penurunan kualitas, baik dari segi infrastruktur, ekonomi, maupun kehidupan sosial.
Di sinilah konsep urban regeneration (regenerasi kota) dan urban renewal (peremajaan kota) hadir sebagai solusi untuk menghidupkan kembali kawasan-kawasan yang tertinggal agar lebih layak huni, modern, dan berdaya saing.
Dalam pelaksanaannya, urban regeneration sering kali dihubungkan dengan istilah urban renewal.Secara harfiah, terdapat kesamaan di antara kedua istilah/konsep tersebut, yaitu pada pengembangan wilayah perkotaan yang mengalami degradasi. Namun, strategi pengembangan yang dilakukan oleh masing-masing konsep ternyata cukup berbeda.
Seperti apa perbedaannya? Yuk, kita kulik bersama!
Urban regeneration
Urban regeneration adalah upaya revitalisasi wilayah kota yang mengalami degradasi dalam aspek fisik, lingkungan, sosial, dan ekonomi, melalui pemanfaatan aset kota guna meningkatkan kualitas hidup, pertumbuhan ekonomi, serta daya saing kawasan.
Urban regeneration merupakan evolusi dari revitalisasi dan urban renewal yang banyak dipakai pada tahun 1960–1970-an. Urban regeneration terdiri atas empat tahapan sebagai berikut.

Sumber: Amirtahmasebi et.al. (2016) serta Brachman dan Mallach (2013)
| Scoping | Pemahaman isu & penentuan ruang lingkup |
| Planning | Perencanaan dan penentuan visi |
| Financing | Perencanaan sumber pendanaan |
| Implementation | Implementasi aksi untuk mewujudkan visi jangka panjang, menengah, dan pendek yang telah ditetapkan |
Contoh implementasi
- Sungai Cheonggyecheon, Korea Selatan


Regenerasi Sungai Cheonggyecheon di Seoul dimulai pada 2003 dengan membongkar jalan layang arteri untuk memulihkan sungai yang tertutup infrastruktur kota.
Selain menciptakan ruang terbuka hijau sebagai ikon kota, proyek ini juga berhasil meningkatkan kualitas lingkungan dengan menurunkan polusi udara dan mengembalikan keanekaragaman hayati.
Sistem transportasi publik seperti Bus Rapid Transit (BRT) dikembangkan untuk mengakomodasi mobilitas warga sehingga kawasan ini menjadi lebih ramah bagi pejalan kaki dan aktivitas komersial.
2. “Efek Guggenheim” Kota Bilbao, Spanyol

Sumber: Jone Belausteguigoitia (2007)
Regenerasi Kota Bilbao dimulai pada 1990-an dengan pembangunan Museum Guggenheim yang ikonik dan mampu menghidupkan kembali ekonomi kota pasca-kejatuhan industrinya. Proyek ini menjadi katalis bagi transformasi lebih luas, termasuk revitalisasi pusat kota, pembersihan Sungai Nervion, serta pengembangan infrastruktur transportasi dan perumahan.
Urban renewal
Urban renewal adalah upaya penataan kembali kawasan perkotaan yang sudah usang melalui perubahan fisik, fungsi, intensitas lahan, serta bangunan dengan berbagai pendekatan, seperti renovasi, konservasi, revitalisasi, redevelopment, restorasi, rekonstruksi, reklamasi, rehabilitasi, dan gentrifikasi guna meningkatkan kualitas lingkungan, keamanan, kesejahteraan masyarakat, serta nilai ekonomi kawasan.
Pada tahun 1961, Jane Jacobs mengkritik model urban regeneration Moses yang bersifat top-down dan sering merusak struktur sosial masyarakat. Maka dengan itu, Jacobs mengusulkan pendekatan bottom-up dalam bentuk urban renewal.

Sumber: Denver Urban Renewal Authority (DURA) (2015)
| Gagasan Awal | Inisiatif proyek urban renewal muncul dari pengembang, pemerintah kota, dan masyarakat, termasuk dalam mengidentifikasi area yang membutuhkan peremajaan |
| Analisis Kelayakan | Evaluasi kelayakan proyek berdasarkan kondisi fisik, sosial, dan ekonomi. Faktor yang dipertimbangkan, antara lain degradasi lingkungan, studi kelayakan, kesenjangan keuangan, dan potensi pendanaan |
| Dokumentasi Hukum | Penyusunan dokumen hukum, seperti Rencana Peremajaan Kota, Perjanjian Kerja Sama, dan Perjanjian Pembangunan Ulang untuk memberikan dasar hukum proyek |
| Persetujuan & Legalitas | Mendapatkan izin dari Dewan Perencanaan, Dewan Kota, dan tanda tangan Wali Kota untuk eksekusi proyek |
Contoh implementasi
- Plessis-Robinson, Paris, Prancis
Plessis-Robinson, pinggiran kota Paris, sukses menjalani urban renewal dengan mengubah perumahan kumuh tahun 1980-an menjadi kawasan modern dan hijau dalam 10 tahun. Proyek ini mencakup penyediaan fasilitas publik, perumahan terjangkau, serta 120 hektar ruang hijau. Pada 2008, kawasan ini diakui sebagai salah satu lingkungan perkotaan terbaik di Eropa.
2. Embarcadero, San Francisco, California


Setelah gempa 1989, Embarcadero di San Francisco menjalani urban renewal dengan menghancurkan jalan layang dan menggantinya dengan jalan multifungsi, plaza, dan promenade tepi laut. Proyek ini merevitalisasi 100 hektar lahan reklamasi, menjadikan kawasan lebih terbuka dan ramah bagi pejalan kaki serta publik.
Perbedaan utama antara urban regeneration dan urban renewal terletak pada pendekatan dan cakupan perbaikannya.
Urban regeneration menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif, tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta melibatkan kerja sama sektor publik dan swasta untuk merevitalisasi kawasan yang terdegradasi dengan memanfaatkan aset kota yang ada.
Di sisi lain, urban renewal lebih berfokus pada penataan fisik dan peremajaan infrastruktur dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan, keamanan, serta nilai ekonomi kawasan. Ini sering melibatkan redevelopment, restorasi, atau gentrifikasi, yang bisa mencakup penggantian bangunan lama dengan yang baru.